2/10/13

Arya

“Pesen nasi gorengnya dua ya mas, yan satu ngga pake sayuran, ngga pedes, sama kecapnya yang banyaaak, yang satu lagi nasi goreng biasa aja.” Ucap kamu yang sudah hafal sekali apa yang ingin aku pesan.

“Capek?” tanyamu.

Aku mengangguk. “Hari ini ada yang wisudaan, jadi studio penuh.”

“Wisuda ! ah aku jadi inget pas kamu wisuda May, ada yang nembak tapi kamu tolak. Haha.” Hah. Kamu masih saja ingat kejadian itu, wajahku pasti semerah tomat sekarang.

“Udah ah, engga usah diingetin.” Tandasku.

“Haha iya, iya. Ngomong-ngomong, sekarang lagi ada cowok yang deket sama kamu ngga?”

Kenapa? Kenapa kamu harus bertanaya hal itu? Sudah jelas kan kalau laki-laki yang paling dekat dengan aku adalah kamu.

“Ya begitulah.” Jawabku asal.

“Begitu bagaimana? Cerita dong, gue udah lama ngga denger kamu curhat, May.”

Bagaimana bisa aku bisa cerita? Orang yang aku maksud itu kamu.

Aku mengehela nafas panjang, memandang seorang laki-laki yang duduk tidak jauh dari tempatmu. ‘Aryo’ itulah nama yang tertulis di name tag yang menempel di bajunya.

“Maya. hey ! bengong ya.” Ucapmu sambil menggerakan telapak tanganmu di depan mataku. “Jadi gimana? Mau cerita tentang cowok itu?” tanyamu lagi.

Baiklah kalau kamu memaksa. Otakku ini sudah terbiasa berfikir kreatif.

“Engga ada yang spesial sih, cuma aku selalu seneng aja kalau bareng sama dia.” ucapku.

“Terus?”

“Dia tahu banget makanan favorit aku.” Lanjutku.

“Masa? Tapi dia pasti engga tahu tentang nasi-goreng-tanpa-sayur-engga-pedes-dan-ekstra-kecap kan? Itu cuma aku yang boleh tahu.”

Kalau saja kamu tahu akau sangat senang ketika kamu mengatakan kalimat posesif itu.

“Iya engga, dia tahunya aku suka cappucciono.” Jawabku.

“Terus, terus? Di fotografer juga sama kaya kamu?”

Yakin kamu ingin aku meneruskan cerita ini? baiklah.

“hmm, Iya dia fotografer juga. Tapi dia engga sadar kalau aku suka sama dia. dia engga tahu kalau betapa pun aku membenci dia, pasti dia bakal bikin aku jatuh cinta lagi setiap kali gue ketemu dia.”

“You’ve been friendzoned..”

Yeah, by you.

“Kenapa ngga kamu tembak aja duluan?” tanyamu.

“Gue cewek, halo. Masa nembak duluan.”

“ini udah 2013, ngga usah gengsi segala kali kalau mau nembak.” Ucapmu santai.

“Bukan gengsi. you know that I’m not like a girl nowadays.” Ucapku.

Kamu tersenyum kemudian. “yeah, I know who you are, you’re a woman who think like a man, but act like a lady, and look like a sweet young girl, but work like a horse.” Ucapmu sambil mengacak-ngacak rambutku. “oh iya, siapa nama cowok itu?”

Hampir saja bibirku ingin mengucapkan nama lengkapmu.

“Arya.” Dustaku sambil memandangi laki-laki bernama aryo itu. Aku tidak berani memandang matamu, kau akan tahu bahwa aku berbohong. Oh, dan kenapa nama itu yang aku ucapkan? Nama yang tidak lazim di Indonesia.

Syukurlah nasi goreng pesanan kami datang disaat perutku sudah tidak menentu, karema lapar dan juga tegang.

“Oh iya, aku mau cerita sesuatu, dan kamu adalah orang pertama yang tahu May.” Ucapmu semangat.

“Apa?” tanyaku penasaran.

“Aku sama Fanny udah nentuin tanggal pernikahan.” Aku melihat sinar kebahagiaan di matamu ketika kamu mengucupkannya. Nasi goreng ekstra kecapku mendadak hambar.
“Kamu mau kan, jadi fotografer di acara pernikahan aku nanti?”

I’m the most miserable girl in the world, right?
***




sambungannya silabaca di Lovediction 2. please buy some at Gramedia if you mind. thanks ^^





0 comments:

Post a Comment