1/31/12

Inspirasi Untuk Sebuah Cerpen



Dan ku genggam lembut kedua tanganmu
Seakan takut kehilanganmu
Kuingin selalu hatimu untukku

Tak ada yang bisa menggantikan dirimu
Tak ada yang bisa membuat diriku
Jauh darimu…

Lagu Andra and the Backbone yang berasal dari komputer kelas itu jelas terdengar oleh semua orang yang ada di ruangan kecil ini, termasuk aku. Aku kesal bercampur heran, seingatku ini tempat les biasa, dan bukan tempat kursus musik!
Dan aku tidak salah masuk ruangan.

Aku memandangi kamu, seorang laki-laki yang sedang duduk di depan komputer, menikmati lagu “Tak Ada Yang Bisa”. Kamu seharusnya bertanggung jawab karena telah mengganggu aku belajar.

Aku memandangimu tajam, tapi kamu tidak menyadarinya. “Ah sudahlah.” Ucap aku dalam hati. Aku mengalihakan pandanganku kembali ke PR-ku.

***

Sudah satu jam aku duduk di depan meja belajar-ku, tapi inspirasi tidak kunjung datang. Inspirasi untuk membuat cerpen, tugas bahasa Indonesia-ku yang deadline-nya besok.

Kesal, aku mengambil handphone-ku. Siapa tahu temanku, Gina punya ide yang bisa aku pakai.
Aku utak-atik handphone-ku sambil menunggu balasan SMS dari Gina. Tiba-tiba saja ingin membuka music player dan memutar lagu itu, “Tak Ada Yang Bisa”.

Ya, entah mengapa sejak kejadian beberapa hari yang lalu di tempat les, aku malah sering mendengarkan lagu ini. Plus, setiap kali mendengar lagu ini, aku teringat kamu. Kamu tahu? Menurutku musikalitasmu sangat bagus, karena waktu itu diam-diam aku memerhatikan gerakan kakimu yang mengikuti ketukan musik. Dan ketukanya sangat pas.

Tanpa sadar aku mulai bersenandung mengikuti nada lagu itu. Kemudian suatu imajinasi terbentuk di kepalaku. Aku terdiam sesaat, bingung mengapa aku bisa berimajinasi seperti itu.

Aku memandangi kertas kosong yang ada di depanku. Kemudian aku tersenyum kecil. Ya, sepertinya aku mendapat sebuah inspirasi untuk cerpen-ku.

“Oke, Let’s write!”

***

“Wah, cerpen kamu bagus Rev, manis banget ceritanya.” Ucap Gina setelah ia membaca cerpen buatanku. “Emang siapa sih si cowok ganteng nan musikalitas-nya bagus yang ada di cerpen kamu ini?”

“Hah? Bukan siapa-siapa kok. Cerita ini 100% fiktif Gin.” Ucapku

“Oh, sayang banget.” Sesal Gina

Tapi aku sangat berharap bisa kembali suatu hari, di kelas saat aku memerhatikan dia yang sedang mengetukan kaki dan bersenandung kecil mengikuti lagu “Tak Ada Yang Bisa”. Kalau saja waktu itu aku tidak kesal, mungkin sekarang aku sudah tahu siapa nama-mu dan tidak usah mengarangnya di cerpen.

***

Aku berkonsentrasi penuh mengerjakan soal latihan fisika yang hampir bikin gila. Tiba-tiba konsentrasiku buyar seketika.

Sepertinya aku mengenal sesuatu. Lagu ini, senandung ini, ketukan kaki ini. Aku menoleh ke arah asalnya suara. Dan disana aku melihat kamu! orang dengan musikalitas bagus dan orang menjadi inspirasi cerpen pertama-ku.

Sudah lama sekali kamu tidak masuk ke kelas ini. Aku kira, aku tidak akan pernah bertemu dengan kamu lagi.

Dan sekarang kamu ada di tempat itu lagi. rasanya seperti kembali ke masa lalu. Kali ini aku tidak mau kehilangan kesempatan lagi.

Aku berjalan ke tempat kamu berada sambil membawa buku kumpulan latihan soal SNMPTN-ku.

“Hey, boleh aku duduk disini?” ucapku sambil menunjuk kursi kosong disebelahmu.
Kamu mengangguk pelan sambil tersenyum manis.

“Kamu tahu rumus apa yang harus dipake untuk ngerjain soal ini?” ucapku sambil menunjuk salah satu soal di buku soal.

“Oh, kalau itu tinggal pakai hukum Hooke...” dan kamu mulai membantuku mengerjakan soal-soal Fisika.

Saat itu juga, aku berharap cerpen yang aku buat bukan lagi 100% fiktif belaka.


Bandung, 4 Januari 2012 untuk #project2012 MBC Malang


0 comments:

Post a Comment